Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah pecinta sepak bola. Setiap timnas bertanding, puluhan ribu suporter garuda selalu memadati SUGBK. Tak berduli dari mana kita berasal, semua mengenakan kaus merah dengan lambang garuda di dada dan dengan satu tujuan, yaitu untuk melihat timnas berjaya. Hal ini berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya yang embel - embel kedaerahan masih terlihat saat timnas bertanding. Namun, kesadaran untuk menglihangkan itu semua demi timnas sudah muncul di benak setiap insan sepak bola nasional.
Di balik prestasi diatas, masih tersimpan sejumlah masalah yang menghantui sepak bola nasional. Satu diantaranya adalah dualisme liga. Kasus kelam musim lalu, LPI, kembali terulang musim ini. Pergantian ketua umum ternyata belum membawa dampak positif bagi persepakbolaan nasional. Yaps, penyebab utama masalah ini adalah kekuasaan, persepakbolaan nasional ini telah dimasuki oleh politik.
Ketua umum yang baru dengan dukungan Arifin Panigoro mengusung IPL sebagai kompetisi resmi PSSI. Sementara "orang - orang lama" dengan dukungan Bakrie, tetap mengusung ISL sebagai kompetisi resmi sesuai dengan hasil kongres di Bali. Sabagai pecinta sepak bola, kita sungguh miris melihat itu semua. Semangat garuda muda diatas lapangan seolah tak berguna hanya karena kekuasaan. Dampak dari itu semua adalah terpecahnya semangat insan sepak bola nasional.
Persija Jakarta, Arema Indonesia, dan Persebaya Surabaya terpecah menjadi dua. Satu di ISL, dan satu lagi di IPL. Tentu, ini sudah diluar batas.
kelompok suporter yang dikenal fanatik terhadap sebuah tim, terpecah - pecah. Sungguh ironi setelah semua insan sanggup menghilangkan embel - embel kedaerahan demi timnas, tapi sang pemimpin justru ribut masalah kekuasaan.
Sebagai suporter yang loyal, kita wajib menyuarakan persatuan dengan tidak memilih kedua liga. Bagi yang sempat terpecah, saat inilah saat yang tepat untuk kembali bersatu. Bermusyawarah dengan seluruh insan sepak bola nasional adalah cara yang tepat untuk menyelesaikan semua masalah. Kembali barsatu demi satu tujuan. Berjayalah garuda-Ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar